Jumat, 12 Oktober 2018

IDENTITAS INDONESIA : Asal-Usul Nama Indonesia, Ideologi, Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan

Indonesia, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata itu? Negara kepulauan, negara dengan berbagai macam suku serta bahasa yang berbeda-beda, negara yang penduduknya memiliki beberapa keyakinan, negara dengan polemik politik dan susah untuk move on dari peristiwa masa lalu atau negara yang mulai banyak penduduknya menekuni pekerjaan sebagai "koruptor" ataupun pikiran lainnya tentang Indonesia. Terlalu banyak pikiran kita jika hanya mendengar kata Indonesia. Sebelum negara Indonesia ini mempunyai beragam kondisi dan peristiwa, Indonesia memiliki sejarah yang sangat luar biasa yang didalamnya terdapat semangat perjuangan, tumpah darah para pahlawan, pemikiran para cendikiawan atau para pejuang kita yang semuanya menjadi satu hingga akhirnya mengantarkan Indonesia kedepan PINTU GERBANG KEMERDEKAAN INDONESIA!.

Maka itu kita juga harus mengenal Indonesia sejak negara kita yang tercinta ini lahir agar kita bisa menghargai bagaimana perjuangan para pejuang kita terdahulu umtuk menjadikan negara ini MERDEKA dan memiliki identitas yang menjadikan negara ini dikenal oleh dunia. 

Indonesia? Bagaimana nama itu dapat tercipta mengapa negara kita ini diberi nama Indonesia? Mari kita coba bahas mulai dari ASAL USUL NAMA INDONESIA

Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah, Catatan masa lalu menyebut negeri ini sebagai kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama. Sementara kronik-kronik Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai yang berarti kepulauan Laut Selatan. Sedangkan Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan ini sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Lain hal nya dengan bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India dan Tiongkok. Mereka beranggapan bahwa daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Bahkan jauh dari negara ini berdaulat ada yang menyebutkan pula bahwa kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "India" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah India kepulauan, atau kepulauan yang berada di India, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat.

Peta Nusantara 1762 (Sumber: Koleksi Tempo Doeloe, 2018)

Sampai pada akhirnya nama Indonesia muncul dan perkenalkan oleh James Richardson Logan seorang yang berasal dari Skoltlandia (1819-1869) tahun 1850 dalam Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA). JIAEA adalah sebuah majalah tahunan yang dikelola Logan. Pada tahun sebelumnya, 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris George Samuel Windsor Earl (1813-1865) bergabung dalam redaksi majalah JIAEA.

Earl melalui artikelnya On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations (Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia) dalam JIAEA volume IV tahun 1850 menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas. Sebab, menurut Earl, nama Hindia tidaklah tepat dan sering menimbulkan kerancuan dengan penyebutan India yang lain.

Earl kemudian mengajukan dua pilihan nama, Indunesia dan Malayunesia"Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"", tulis Earl pada halaman 71 artikelnya (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris), (Wikipedia, 2018)

Earl menyatakan, dirinya memilih nama Malayunesia dari (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), karena Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu. Namun, Logan pada halaman 252-347 artikelnya The Ethnology of the Indian Archipelago (Etnologi dari Kepulauan Hindia) dalam JIAEA yang sama menyatakan dibutuhkan nama khas untuk negeri kepulauan ini, sebab istilah istilah Indian Archipelago (Kepualauan Hindia) terlalu panjang dan membingungkan.

Kemudian, Logan mengutip nama Indunesia yang tidak disetujui Earl dan mengganti huruf u dengan o. Maka setelah itu lahirlah istilah Indonesia dan untuk pertama kalinya kata Indonesia dikenal dunia melalui tulisan Logan, yakni:

"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia." Diterjamahkan dalam bahasa Indonesia.

Logan agaknya tak pernah menyangka bahwa nama Indonesia yang diusulkannya secara resmi menjadi sebuah nama untuk negeri kepulauan. Kemudian pada tahun 1884 nama Indonesia mulai dipopulerkan oleh seorang guru besar etnologi di Unveritas Berlin, Adolf Bastian (1826-1905) melalui buku yang diterbitkannya, berjudul Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu) hingga mencapai lima volume.

Nama Indonesia punakhirnya tersebar ke seluruh penjuru dunia dan terdengar oleh tokoh-tokoh terkenal dunia lainnya. Hingga pada tahun 1913 orang pribumi pertama yang menggunakan istilah "Indonesia" yakni Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), ketika beliau dibuang ke negeri Belanda saat itu. Ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiƫr ("orang Indonesia").

Sedangkan di tanah air sendiri sekitar tahun 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sehingga membuat Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia merasa terancam atas nama Indonesia ciptaan Logan tersebut.

Ttokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia pada saat itu juga mulai mengganti dan membuat nama organisasi mereka dengan kata "Indonesia" seperti: 
  • Perhimpunan Hinda (Indische Vereeniging) yakni organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang terbentuk tahun 1908 berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Diubah atas saran Mohammad Hatta tahun 1922
  • Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. 
  • Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924
  • Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI)
  • Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij) tahun 1925.
Hingga akhirnya nama "Indonesia" dijadikan nama nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. 

Teks Putusan Kongres Pemuda Asli (Sumber: gulalives.co, 2018)



Sejak 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Bahasan selanjutnya adalah BAHASA PERSATUAN YAKNI BAHASA INDONESIA.

Bahasa Indonesia adalah bentuk standar bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya.
Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan menjadi bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda, maka sejumlah linguis Eropa telah menggunakan istilah "bahasa Indonesia" alih-alih "bahasa Melayu" untuk menyebut bahasa yang dipertuturkan di Indonesia, terutama setelah terlihat percabangan pembakuan bahasa yang dipertuturkan di kedua wilayah tersebut pada awal abad ke-20. Pada tahun 1901, Hindia Belanda (kelak menjadi Indonesia) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen, sedangkan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.

Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, menunjukkan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang saat itu menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi.
Setelah melewati peristiwa sejaran yang begitu panjang, sampailah pada saat Bahasa Indonesia dijadikan bahasa persatuan bangsa. Pada tahun 1908, intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR). Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan,

 "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."

Saat ini peraturan yang mengatur bahwa Bahasa Negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 36.

Setelah membahas bagaimana Bahasa Indonesia bisa dijadikan basa persatuan bangsa. Sebuah negara membutuhkan sebuah ideologi yang kuat yang dapat dijadikan sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, cita-cita negara dan juga karakteristik sebuah bangsa dan negara. Maka dari itu pembahasan selanjutnya adalah mengenai IDEOLOGI NEGARA.

Berawal dari sebuah jani yang disampaikan oleh PM. Koiso untuk memberikan kemerdekaaan bagi bangsa Indonesi pada tanggal 7 September 1944 membuat para tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia yakin dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Janji itu sebenernya adalah suatu bentuk harapan PM. Koiso  agar Indonesia mau membantu Jepang dalam Perang Dunia II yang saat itu mulai menunjukkan kekalahan bagi pihak Jepang, meskipun akhirnya janji ini tidak terealisasi karena Amerika Serikat berhasil menyelesaikan  perang dengan Bom Hiroshima dan Bom Nagasaki (pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945).

Setelah janji itu, kemudian Kekaisaran Jepang juga mulai membentuk berbagai macam organisasi yang menjadi wadah bagi para tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, dan lainnya. Salah satu organisasi yang dibentuk Jepang saat itu adalah Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: "Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan" atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan tambahan "Indonesia") yang dibentuk tanggal 1 Maret 1945 dan diketuai oleh Dr.Radjiman Wideodiningrat.

BPUPKI kemudian melaksanakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945.  Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut :
 

  • Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat”. 
  • Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”. 
  • Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Dan kemudian ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 (Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4) di sidang pertama PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945.

Teks Pancasila (Sumber: Scribd, 2018)

Kelima sila tersebut menjadi satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia dan dasar Negara Republik Indonesia. Dasar tersebut kukuh karena digali dan dirumuskan dari nilai kehidupan rakyat Indonesia yang merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa. karena itulah Pancasila disepakati secara nasional sebagai suatu perjanjian luhur yang harus dijadikan pedoman bagi bangsa, pemerintah dan seluru rakyat Indonesia. Juga menjadikan Pancasila sebagai cita-cita yang hendak diwujudkan untuk membawa masyarakat Indonesia menjadi adil dan sejahtera dan selalu dapat bertahan dan berkembang seiring berjalannya zaman yang terus berkembang.

Kedudukannya  sebagai dasar negara dan ideologi nasional sejak tahun 1945 ini dikuatkan kembali melalui Ketetapan MPR RI No. XVIII/MPR/1998 yang mencabut Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P$ sekaligus secara eksplisit menetapkan Pancasila sebagai dasar negara (Yudhoyono, 2006:17).

Sama seperti negara lainnya Indonesia juga memiliki identitas seperti BENDERA, LAMBANG NEGARA DAN LAGU KEBANGSAAN.

1. BENDERA 
Bendera Negara Indonesia yang secara singkat disebut bendera negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian, sedangkan putih berarti kesucian. Selain itu, warna merah pun dikatakan melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Kedua warna tersebut dianggap saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia. Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa (gula aren) dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). 
Bendera negara diatur menurut UUD 1945 pasal 35, UU No 24 Tahun 2009, dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia. Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih ada saat Proklamasi Kemerdekaan berkat jasa Ibu Fatmawati yang juga merupakan istri dari sang Proklamator.

Ketentuan Bendera Merah Putih menurut UU No. 24 Tahun 2009


Ketentuan Ukuran, Warna dan Bahan Bendera Merah Putih
2. LAMBANG 
Garuda Pncasila (Sumber: BisaKalinet, 2018)

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Lambang negara Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1958 dan diatur juga dalam UUD 1945 amandemen ke-2 Pasal 36 A yang menyatakan bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
 
Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab" untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari yang menampakkan pengaruh Jepang. 

Garuda
  • Garuda Pancasila adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
  • Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
  • Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
  • Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
    • 17 helai bulu pada masing-masing sayap
    • 8 helai bulu pada ekor
    • 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
    • 45 helai bulu di leher
Perisai
  • Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
  • Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
  • Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia "Merah-Putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
  • Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut
  1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam
  2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah
  3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putih.
  4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah dan
  5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
  • Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam.
  • Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. 
 3. LAGU KEBANGSAAN

 
(Sumber: mikirbae.com, 2018)

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu "Indonesia" sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

Sebelum dimasukkan kedalam UUD 1945 Pasal 36 B amandemen ke-2, Lagu Indonesia Raya ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari dipublikasikan pada tahun 1928 dan dikumandangkan dengan iringan biola dihadapan Kongres Pemuda II . Kemudian dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po edisi bulan November 1928, dan rekaman pertamanya dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Yo Kim Tjan. Saat itu lagu Indonesia Raya sempat dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda namun, pemuda saat itu tidak gentar dan mengganti refrain :"Merdeka! Merdeka!" menjadi "Mulia! Mulia!.

Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama Jos Cleber. Kemudian, setelah menerima permintaan dari Kepala Studio RRI Jakarta yakni Jusuf Ronodipuro sejak pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya juga dilakukan berdasarkan masukan dari Presiden Soekarno.

Kemudian rekaman asli dari Jos Cleber sejak pada tahun 1950 dari Jakarta Philharmonic Orchestra dimainkan perekaman secara bersuara stereo di Bandar Lampung sejak peresmian oleh Presiden Soeharto sejak pada tanggal 1 Januari 1992 dan direkam kembali secara digital di Australia sejak bertepatan pada Kerusuhan Mei 1998 yang diaransemen oleh Jos Cleber yang tersimpan di RRI Jakarta oleh Victoria Philharmonic Orchestra di bawah konduktor oleh Addie Muljadi Sumaatmadja yang berkerjsama oleh Twilite Orchestra yang diletak debut album pertama oleh Simfoni Negeriku yang durasi selama 1-menit 47-detik.

Hingga akhirnya sampai saat ini Lagu Kebangsaan Indonesia Raya masih dimainkan pada upacara bendera. Bendera Indonesia dinaikkan dengan khidmat dan gerakan yang diatur sedemikian supaya bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Upacara bendera utama diadakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
 
Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat. Bahkan sejak kita menginjak sekolah dasar kita diajarkan untuk melakukan penghormatan dengan mengangkat tangan kanan pada saat lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan khususnya saat Upacara Bendera setiap hari senin berlangsung. 

Lirik Lagu Kebangsaan Indonesia Raya (Sumber: Inatonreport.com, 2018)
Terakhir harapan untuk Negara Indonesia ku ini. Semoga bumi pertiwi masih menyayangi seluruh rakyat Indonesia sehingga menjadi negara yang aman, tenteram, damai dan sejahtera. Dan menjadi seperti pemuda dan pejuang terdahulu yang menjadi satu untuk kepentingan bangsa ini. Merdeka!.

Kamis, 11 Oktober 2018

Emosi Negatif : Fenomena Depresi dan Bunuh Diri



Apa itu Emosi?

Menurut Goleman (1995:411) emosi itu merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dann psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sebenarnya emosi itu terdapat 2 (dua) kelompok yakni emosi positif dan emosi negatif.
Pembahasan kali ini saya akan fokuskan mengenai emosi negatif. Alasannya adalah saya melihat dari beberapa kejadian yang menimpa orang lain ataupun diri saya pribadi bahwa emosi negatif ini terlalu sering mendominasi didalam kehidupan saat ini. Tuntutan zaman yang terus menerus berkembang menuntut dan memaksa tubuh, pikiran dan gaya hidup kita untuk dapat terus menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Atau saat ini kita telah diperbudak oleh penilaian orang lain atas hidup yang kita jalani. Atau hal lainnya yang membuat ita selalu tidak puas atas orang-orang terdekat ataupun orang lain dan bahkan atas diri kita sendiri.

Lalu, emosi, perasaan dan situasi terburuk apakah yang sedang kalian hadapi saat ini?

*Impatience (tidak sabaran)
*Uncertainty (kebimbangan)
*Anger (rasa marah)
*Suspicion (kecurigaan)
*Anxiety (rasa cemas)
*Guilt (rasa bersalah)
*Jealousy (rasa cemburu)
*Annoyance (rasa jengkel)
*Fear (rasa takut)
*Depression (depresi)
*Sadness (kesedihan)
*Hate (rasa benci)
*Suicide (ingin bunuh diri)

Tahu kah kalian emosi negatif bisa menguasai tubuh, jiwa dan raga kalian? Pernahkah kalian melupakan kehidupan, masa depan dan dosa-dosa kalian karena terbelenggu oleh emosi negatif yang sedang kalian rasakan? Hingga kalian hanya berpikir untuk segera menyelesaikannya dan berpikiran untuk mati. Bahkan tubuh kalian pun sudah tidak bisa merespon lagi apa itu rasa sakit seperti sayatan pisau dipergelangan tangan kalian, rasa pahit, mual, sakit atas racun yang mengalir di tenggorokkan, ataupun benturan kepala bahkan anggota tubuh kalian yang terhempas dari ketinggian. Ya, seseorang bisa saja kehilangan kendali atas tubuh dan pikirannya saat mereka sudah dikendalikan oleh emosi negatif yang ada didalam dirinya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Menurut data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) pada 2012, sebanyak 804.000 kematian di dunia disebabkan oleh bunuh diri setiap tahunnya.Secara global, tingkat rasio bunuh diri adalah 11,4 orang per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan perempuan, laki-laki cenderung lebih rentan melakukan bunuh diri dengan rasio sebesar 15 orang per 100.000 penduduk. Data yang dikeluarkan oleh WHO pada 2012 juga memperkirakan terdapat 350 juta orang mengalami depresi, baik ringan maupun berat. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia pada 2013, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional —yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan— adalah sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang.

Sekarang, mari kita lihat bagaimana rasio bunuh diri yang terjadi di negara-negara ASEAN termasuk Indonesia.
Dari data diatas didapatkan bahwa Myanmar adalah negara ASEAN yang memiliki tingkat rasio bunuh diri tertinggi yakni 13.1 orang per 100.000 penduduk dan Filipina adalah negara ASEAN dengan tingkat rasio bunih diri terendah yakni dengan 2.9 orang per 100.000 penduduk. Sedangkan Indonesia menempati posisi 3 terbawah untuk rasio bunuh diri dengan 4.3 orang per 100.000 penduduk.

Ada satu fenomena yang menarik di Indonesia yakni Indonesia adalah satu-satunya negara di ASEAN yang tingkat bunuh diri tertingginya adalah perempuan, dengan rincian laki-laki sebesar 3,7 orang per 100.000 penduduk dan perempuan 4,9 orang per 100.000 penduduk.

Berdasarkan laporan mengenai bunuh diri perempuan di Indonesia umumnya terjadi pada kelompok ibu rumah tangga.Berdasarkan fenomena yang kita jumpai di Indonesia bunuh diri pada perempuan bisa disebabkan karena kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, tekanan sosial, dan kesulitan ekonomi. Sedangkan pada laki-laki diakibatkan oleh ketidakmampuan memenuhi peran-peran sosial yang secara tradisional dibebankan pada laki-laki seperti peran sebagai kepala keluarga. Keduanya memiliki persoalan serupa, lantaran dipicu oleh gejala depresi.

Lalu bagaimana sebenarnya emosi negatif itu bisa terjadi?

Lewis and Rosenblum (Stewart, at. al. 1985) mengutarakan proses terjadinya emosi melalui lima tahapan sebagai berikut.
1.    Elicitors
Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa.

2.    Receptors
Receptors, yaitu aktivasi di pusat sistem syaraf, setelah indra menerima rangsangan dari luar. Dalam hal ini mata melihat perisstiwa kebakaran maka mata berfungsi sebagai indra penerima stimulus atau reseptor awal. Setelah mata menerima stimulus, ia melanjutkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat sistem syaraf.

3.    State
State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi. Dalam contoh kasus ini, setelah rangsangan mencapai otak mka otak menerjemahkan dan mengolah stimulus tersebut serta menyebarkan kembali stimulus yang telah diterjemahkan tadi ke berbagai bagian tubuh lain yang terkait sehingga terjadi perubahan fisiologis, seperti jantung berdetak keras, tekanan darah naik, badan tegang atau terjadi perubahan pada hormon lainnya.

4.    Expression
Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara, atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis. Contohnya otot wajah mengencang, tubuh tegang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak atau bahkan lari kencang menjauh.

5.    Experience
Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu oada kondisi emosionalnya. Dengan pengalaman individu dalam menerjemahkan dan maerasakan peasaannya sebagai rasa takut, stress, terkerjut, dan ngeri.

 Berdasarkan penjelasan tahapan bagaimana emosi bisa terjadi dapat dikatakan bahwa emosi juga merupakan suatu bentuk komunikasi seseorang terhadap orang lain. Hanya saja tidak semua orang dapat menyampaikan emosinya secara benar atau bahkan berani dan orang lain sebagai pihak pendengar juga terkadang tidak bisa selalu peka. Dan hal ini lah yang bisa membuat emosi negatif yang ada di dalam diri seseorang dapat berkembang liar dan menjadi perasaan depresi. Depresi adalah situasi yang tidak bisa diremehkan oleh orang lain.


Depresi adalah suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari. Kemungkinan penyebabnya bisa karena ketegangan yang bersumber dari kombinasi kondisi biologis, psikologis, dan sosial. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor ini dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi otak, termasuk aktivitas abnormal dari sirkuit saraf tertentu dalam otak.Rasa sedih atau terus kehilangan minat yang mencirikan depresi berat dapat menyebabkan berbagai gejala perilaku dan fisik. Ini mungkin termasuk perubahan dalam pola tidur, nafsu makan, tingkat energi, konsentrasi, perilaku sehari-hari, atau harga diri. Depresi juga dapat dikaitkan dengan pikiran bunuh diri.

Penting bagi kita semua sebagai penderita dan sebagai orang-orang terdekat dari si penderita mengetahui gejala-gejala dari "Depresi".
Selama periode tersebut gejala depresi terjadi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari dan bisa meliputi:

  • Perasaan kesedihan, kekosongan atau ketidakbahagiaan.
  •  Ledakan kemarahan, frustrasi atau mudah tersinggung, bahkan atas hal-hal kecil.
  • Hilangnya kesenangan atau ketertarikan dalam aktivitas sehari-hari, seperti sarapan pagi atau berbelanja.
  • Kesulitan tidur, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit (insomnia).
  • Lelah sepanjang waktu dan kekurangan energi.
  • Perubahan nafsu makan: sering kehilangan nafsu makan dan berat badan, atau kadang kala meningkatkan nafsu makan dan menambah berat badan.
  • Restlessness (bosan tidak bisa diam), kegelisahan atau agitasi: ketidakmampuan untuk duduk diam atau khawatir berlebihan
  • Lebih lambat dalam berbicara, berpikir atau gerakan tubuh.
  • Perasaan bersalah atau tidak berharga, menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang tidak anda tanggung, terfiksasi atas kegagalan sebelumnya.
  • Kesulitan berkonsentrasi, fokus, membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
  • Pikiran kematian, pikiran untuk bunuh diri dan / atau usaha atau bunuh diri.
  • Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit kepala.
Apakah depresi bisa disembuhkan? Kita tahu bahwa Tuhan YME selalu memberikan harapan dan kesempatan untuk membuat hamba-hambanya menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut jenis-jenis PERAWATAN yang dapat  meringankan si penderita.

- Pengobatan terdiri dari antidepresan
Penanganan yang dianjurkan biasanya adalah pengobatan, terapi bicara, atau gabungan keduanya. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penanganan semacam ini dapat menormalkan perubahan otak yang berhubungan dengan depresi.
- Terapi
  • Terapi perilaku kognitifTerapi bicara yang berfokus pada pengubahan pikiran negatif, perilaku, dan respons emosional terkait gangguan psikologi.
  •  Terapi perilaku Terapi yang berfokus pada pengubahan perilaku berbahaya terkait gangguan psikologis. 
  • Psikoterapi Pengobatan gangguan mental atau perilaku melalui terapi bicara.
-Obat
  • Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI)
  • Menghilangkan gejala depresi dan rasa cemas.
  • Antidepresan
  • Mencegah atau meredakan depresi dan meningkatkan mood.
  • Ansioliti meredakan rasa cemas dan tegang. Dapat membantu tidur.
  • Antipsikoti, mengurangi atau meningkatkan gejala kondisi kejiwaan tertentu.erapi elektrokonvulsif
-Terapi elektrokonvulsif

Mengobati penyakit mental dengan mengirimkan arus listrik melalui otak untuk memicu kejang. Juga dikenal sebagai terapi kejut.Mengobati penyakit mental dengan mengirimkan arus listrik melalui otak untuk memicu kejang. Juga dikenal sebagai terapi kejut.

Tenaga profesional di bidang masalah kejiwaan:

-  Spesialis

-Psikolog klinis
-Mengobati gangguan mental, terutama dengan terapi bicara.
-Psikiater
-Mengobati gangguan mental, terutama dengan obat.
-Penyedia perawatan primer (PCP)
-Mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit.
-Dokter pengobatan darurat
-Mengobati pasien di bagian darurat.

Tidak mudah memang bagi seseoang yang sudah mengalami gejala-gejala depresi untuk berbagi emosi dan perasaan mereka. Hal tersebut juga tidak lepas pengaruh dari anggapan beberapa orang awam yang masih menganggap bahwa gangguan mental itu adalah suatu aib atau biasa orang menyebutnya "orang gila". Padahal pada tingkat tertentu depresi masih dapat disembuhkan tentunya dengan pengobatan yang dilakukan oleh para tenaga profesional di bidang kejiwaan serta dukungan dari orang-orang terdekat. Mulailah menjadi masyarakat yang peduli dan tidak berpikir dangkal dengan meremehkan gangguan mental seseorang, mereka tidak berbahaya, mereka butuh dukungan dan jangan jauhi mereka apalagi merisak atau memperparah kondisi mental si penderita.

Catatan: Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdikusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa. 

Berikut kontak hotline untuk "Depresi dan Keinginan Bunuh Diri"

- Hotline Kemenkes 
telepon:
500-454 (atau disebut 500-ASA/harapan)
 
 -Indopsycare
surel:
admin@indopsycare.com

-International Wellbeing Center
sms/WhatsApp:
081290529034

-Yayasan Pulih
e-counseling: pulihcounseling@gmail.com

-Save Yourselves
surel hi@saveyourselves.id
 

Rabu, 19 September 2018

Lahirnya Alam Semesta



Sumber: GEEQ.id, 2018

Lahirnya alam semesta beserta isinya ini semuanya membutuhkan suatu proses yang panjang dan kita saat ini hanya bisa melihat hal-hal tersebut melalui sudut pandang berbagai ahli didalam berbagai teori yang mereka kemukakan. Dalam tulisan ini saya mencoba melihat semuanya dari berbagai sudut pandang karena semuanya memiliki ^Titik Start^ yang berbeda.

1. Teori Kejadian Alam Semesta

Mari kita lihat pandangan manusia berdasarkan sains dimana manusia mencoba mendeskripsikan apa dan bagaimana proses fenomena alam bisa terjadi dalam konteks eksperimen dan pengamatan, tentu saja dengan parameter yang bisa diamati dan diukur. Sehingga dalam proses terjadinya alam semesta terdapat berbagai pendapat para ahli astronomi mengenenai lahirnya alam semesta. Begitu banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai teori bagaimana alam semesta ini terbentuk. Salah satu teori yang terkenal mengenai terjadinya alam semesta adalah teori dentuman dahsyat (bigbang). Teori ini pertama kali dikemukanan oleh kosmolog dan astronom Georges Lemaitre atau Abbe Lemaitre pada tahun 1920-an. Ia adalah orang pertama yang mengusulkan teori perluasan jagat raya teori ledakan dahsyat sebagai penjelasan mengenai asal usul alam semesta, yang ia sebut 'hipotesis atom primeval. Menurutnya alam semesta ini bermula dari gumpalan super atom raksasa yang isinya tidak bisa kita bayangkan tetapi kir-kira seperti bola api raksasa yang suhunya antara 1 milyar sampai 1 trilyun derajat celcius. Gumpalan super atom tersebut meledak sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Hasil sisa dentuman dahsyat tersebut menyebar  menjadi  debu  dan  awan  hidrogen.  Setelah  berumur  ratusan  juta  tahun,  debu  dan awan hidrogen tersebut membentuk bintang-bintang dalam ukuran yang berbeda-beda. Sehingga dapat dikatakan menurut teorinya alam semesta ini berasal dari satu titik yaitu gumpalan super atom raksasa. Kemudian setelah teori ini dikemukanan lahirlah suatu alat yang dapat membuktikan kejadian tersebut yakni Teleskop Hubble. Teleskop Hubble yang dapat mengamati luar angkasa telah  membuktikan  bahwa  bintang-bintang  di  luar  angkasa dan  juga  galaksi-galaksi  bergerak  saling  menjauh,  hal  ini berarti membuktikan bahwa alam semesta dulunya sebelum bergerak menjauh, semuanya berasal dari satu titik.

Peristiwa  Big  Bang  masih  menyisakan  radiasi dan sisa  radiasi  tersebut  masih  dapat  diamati  pada  saat  ini.  Radiasi  latar  belakang  kosmik  yang merupakan  bukti  Big  Bang berhasil  dideteksi  oleh  Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965, dan keduanya mendapatkan hadiah Nobel karena penemuannya yang menyatakan bahwa secara ilmiah alam semesta memang terbentuk karena Big Bang,  ini  artinya  dahulu  alam  semesta  hanya  satu  titik  yang mempunyai  kerapatan  luar  biasa  dan  dahulunya  langit  dan bumi itu berasal dari satu titik tersebut. Harun  Yahya  seorang  penulis  besar yang salah satu karyanya "Penciptaan Alam Raya",  mengatakan:  “Big  Bang  tak  hanya  membuktikan  bahwa  alam  semesta diciptakan  dari  ketiadaan,  tetapi  ia  juga  diciptakan  secara sangat  terencana,  sistematis,  dan  teratur.  Big  Bang  terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa  dengan  kecepatan  yang  sangat  tinggi.  Dari  materi dan  energi  ini,  muncullah  suatu  keseimbangan  luar  biasa yang  melingkupi  berbagai  galaksi,  bintang,  matahari,  bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun terbentuk yang kemudian  disebut  ‘Hukum  Fisika’,  yang  seragam  di  seluruh penjuru  alam  semesta  dan  tidak  berubah.  Hukum  Fisika yang muncul bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali  selama  lebih  dari  15  miliar  tahun.  Selain  itu,  hukum ini  didasarkan  atas  perhitungan  yang  sangat  teliti,  sehingga penyimpangan  satu  milimeter  saja  dari  angka  yang  ada sekarang akan berakibat pada kehancuran seluruh bangunan dan  tatanan  alam  semesta.  Semua  ini  menunjukkan  bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.”

2. Pandangan Agama Mengenai Penciptaan Alam Semesta
"Titik Start"lainnya adalah melihat bagaimana sebuah kejadian terciptanya alam semesta lewat pandangan sebuah keyakinan manusia atau agama. Agama memperluas makna alam semesta bagi manusia mengenai terciptanya dan hadirnya benda-benda alam semesta. Ada beberapa keyakinan yang dipegang oleh manusia menjelaskan bagaimana terciptanya alam semesta. Dalam Islam dijelaskan bahwa alam semesta merupakan ciptaan yang Maha Kuasa yakni Allah SWT dan beratus-ratus  tahun  yang  lalu  sebelum  ditemukan teleskop Hubble dan sebelum ditemukan bukti ilmiah tentang Big  Bang,  dalam  Al-Qur’an  disebutkan: “Dan  apakah  orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan  antara  keduanya.  Dan  dari  air  Kami  jadikan  segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tiada juga beriman?”(Al-Anbiya: 30). Lalu, dalam Hindu menurut filsuf Hindu dalam ajaran Regweda menyatakan bahwa alam semesta diciptakan oleh Brahman dari unsur yang sudah ada. Hiranyagharba atau :Janin Emas" muncul dari lautan yang memenuhi angkasa lalu dari dalamnya muncul Brahma yang membangun dunia yang masih kacau tanpa bentuk agar teratur rapi. Lain halnya dengan agama Buddha yang menyatakan bahwa  Sang Buddha berpendapat bahwa alam semesta disebut beiau sebagai Samsara adalah tanpa awal. Beliau bersabda: "Tak dapat ditentukan awal dari alam semesta. Titik terjauh dari kehidupan berpindah dari kelahiran ke kelahiran terikat oleh ketidaktahuan dan keinginan, tidaklah dapat diketahui."(Samyutta Nikaya II: 178). Lalu yang terakhir adalah mengenai kepercayaan agama Kristen yang tertulis dalam Al-Kitab dan disebut 6 Hari Penciptaan-Kejadian 1, dimana dalam 6 hari penciptaan tersebut disebutkan Hari 1 (langit dan bumi diciptakan dan "Jadilah Terang), Hari 2 (Allah menciptakan cakrawala), Hari 3 (daratan dipisahkan dengan lautan; tumbuh-tumbuhan diciptakan), Hari 4 (Matahari, bulan dan bintang diciptakan), Hari 5 (Binatang di lautan dan burung di udara) dan Hari 6 (Binatang dibumi, ternak dan binatang melata, Manusia pertama diciptakan (Adam dan Hawa).

Berdasarkan sudut pandang ini, agama memperluas pengetahuan manusia yang mencakup metodologi sains dan rasionalitas manusia. Namun, begitu banyaknya pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta hingga kini masih banyak yang belum terjawab dan dibuktikan oleh sains.

Penutup:
Penulis mencoba menjabarkan semua "Titik Start" atas lahirnya alam semesta. Semoga ditulisan lainnya penulis dapat menjabarkan "Titik Start" peristiwa, kejadian dan hal-hal lainnya. Terimakasih.

IDENTITAS INDONESIA : Asal-Usul Nama Indonesia, Ideologi, Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan

Indonesia, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata itu? Negara kepulauan, negara dengan berbagai macam suku serta bahasa yang berbeda-...